By : Haerul Hamka
English and literature department
B
|
aru-baru ini BEM
Fakultas adab dan Humaniora mengadakan lomba
pidato dengan tema “Perananan Pemuda dalam Menghadapi Tantangan Zaman di Abad 21”.
Menyikapi hal tersebut penulis teringat dengan sebuah ungkapan seorang peserta
pidato yang mengutip perkataan seorang pemuda yang karismatik, dengan penuh
retorik yang mampu membakar semangat pemuda, yaitu tak asing lagi bagi kita
Bung Karno begitula orang menyapanya. Ir. Soekarno, presiden pertama
bangsa ini pernah berkata,“Seribu orang tua hanya bisa bermimpi, satu orang pemuda mampu merenggut dunia, maka berikan aku sepuluh pemuda maka akan ku luluhlantahkan dunia”. Kiranya, ungkapan yang keluar dari mulut seorang karismatik ini dapatlah kita artikan sebagai ruh perjuangan bangsa Indonesia.
bangsa ini pernah berkata,“Seribu orang tua hanya bisa bermimpi, satu orang pemuda mampu merenggut dunia, maka berikan aku sepuluh pemuda maka akan ku luluhlantahkan dunia”. Kiranya, ungkapan yang keluar dari mulut seorang karismatik ini dapatlah kita artikan sebagai ruh perjuangan bangsa Indonesia.
Sampai
kapan pun perjuangan pemuda Indonesia jangan pernah berakhir. Sepatutnya,
pemuda menjadi tombak generasi penerus bangsa yang selalu diliputi
mimpi-mimpi besar menuju titik peradaban yang tinggi. Rasa optimisme yang
dilontarkan Ir. Soekarno memberikan secercah harapan baru bagi bangsa Indonesia
agar senantiasa menegakkan keadilan sosial dalam dimensi kebhinekaan bangsa.
Sampai
saat ini, pemuda (mahasiswa) selalu disebut-sebut sebagai pelopor perubahan,
perubahan sistem, perubahan kehidupan yang berasal dari keterpurukan menuju
kehidupan bangsa yang lebih baik. Dalam hal ini, mahasiswa sudah menunjukkan
perannya dalam Sumpah Pemuda pada tahun 1928, Proklamasi (1945), Orde Baru
(1966), Reformasi (1998). Semua momen ini merupakan bukti kekuatan para pemuda
Indonesia, yaitu mahasiswa sebagai tonggak perubahan kehidupan bangsa.
Hal
ini dapat terjadi atas dasar kesamaan visi para pemuda bangsa yang ingin
mengesampingkan egoisme golongan demi perubahan bangsa ini. Kalau saja dulu
para pemuda tidak bersepakat membentuk wadah perjuangan pemuda yang sama,
mustahil spirit kebersamaan akan terwujud di atas kebhinekaan bangsa ini.
Kesepakatan tersebut terwujud sebagai manifestasi perjuangan pemuda untuk
menegakkan dan membebaskan ketertindasan pribumi dari kaum penjajah yang
semena-mena.
Pemuda
bagaikan sebatang lidi yang jika disatukan maka sulit untuk di patahkan. Pemuda
harus pandai berinovsai karena dari waktu ke waktu, bangsa Indonesia memang
selalu membutuhkan inovasi-inovasi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan
yang juga semakin berkembang menuntut suatu perubahan. Lihat saja, sejak
sebelum kemerdekaan, bangsa kita mengalami masalah dalam menuntaskan penjajah.
Akan tetapi permasalahan itu tidak lantas selesai setelah proklamasi
dikumandangkan di tanah Indonesia. Sekitar tahun 1994, krisis moneter mulai lahir
dengan segala pengaruhnya dalam berbagai bidang aspek kehidupan. Tidak itu saja
perbedaan idealisme yang menyebabkan perpecahan semakin kuat menggerogoti
mental bangsa.
Oleh
karena itu, saat ini diperlukan revitalisasi mahasiswa sebagai solusi permasalahan
bangsa dan perubahan. Karena memang pada dasarnya peran mahasiswa adalah
sebagai agen perubahan (agent of change).
Sumber daya manusia terbesar dalam perubahan berada di tangan mahasiswa
(pemuda), karena dari pemikiran-pemikirannya yang selalu inovatif, penuh akan
ide, dan tidak mudah berhenti sebelum mencapai titik optimum. Selain itu, dalam
setiap langkah mahasiswa akan didasari dengan ketulusan dan keikhlasan untuk
rakyat kecil utamanya.
Sebagai
pelaku utama dan agent of change,
dalam gerakan-gerakan pembaharuan memiliki makna yaitu sekumpulan manusia
intelektual, memandang segala sesuatu dengan pikiran jernih, positif, kritis
yang bertanggung jawab, dan dewasa.
Mahasiswa
adalah para pemuda yang menjadi salah satu harapan suatu bangsa agar bisa berubah
ke arah lebih baik. Hal ini dikarenakan mahasiswa dianggap memiliki intelek
yang cukup bagus dan kematangan berpikir yang cukup luwes. Maksudnya, bila ada
sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar dan itu di anggap salah, mahasiswa
dituntut untuk merubahnya sesuai dengan harapan sesungguhnya.
Sedangkan
Edward Shill mengkategorikan mahasiswa sebagai lapisan intelektual yang
memiliki tanggung jawab sosial yang khas. Shill menyebutkan ada lima fungsi
kaum intelektul, yakni mencipta dan menyebar kebudayaan tinggi, menyediakan
bagan-bagan nasional dan antar bangsa, membina keberdayan dan bersama
mempengaruhi perubahan sosial dan memainkan peran politik.
Peran
selanjutnya, yaitu sebagai social control
yang mana peran ini merupakan fungsi kontrol terhadap pemerintah yang sangat
perlu diawasi terus menerus. Sifat mahasiswa yang didasari idealisme tinggi
akan menjadi kekuatan besar dalam mengawasi jalannya pemerintahan yang sudah
tidak sesuai dengan kepentingan rakyat. Peran ketiga yaitu sebagai Iron Stock. Di sini mahasiswa sangat
berperan besar dalam menyediakan sumber-sumber daya manusia dengan idealisme
yang tinggi dalam proses perubahan bangsa. Pemuda Indonesia harus dipersiapkan
dengan baik untuk menjadi penerus pemerintahan. Mulai dari kejujuran, idealisme
tinggi, tulus dan ikhlas dalam membawa bangsa.
Kilas
balik perjuangan pemuda bangsa ini patut menjadi teladan gerakan perubahan
bangsa kita dalam merenggut kemerdekaan yang berdaulat bagi Indonesia tercinta.
Banyak hal yang kemudian dapat kita lakukan demi perubahan bangsa ini. “Berkarya” menjadi nilai mutlak yang
harus dilakukan para pemuda bangsa dalam mengisi kemerdekaan Indonesia. Melalui
karya-karya positif pemuda, pada akhirnya bangsa kita benar-benar merasakan
kemerdekaan penuh dari tangan-tangan pejabat yang tidak amanat, tangan-tangan
pemuja hasrat kuasa sesaat, dan dari tangan-tangan para pendosa biadab.
Singkat
kata pemuda hendaknya menyadari bahwa negara kita ini sebenarnya tak hanya butuh
suara-suara teriakan yang selalu di teriakkan mahasiswa di pinggir jalan yang
tak membuahkan hasil sama sekali, namun negara kita butuh seorang pemuda yang
mampu bertindak kreatif, berfikir, serta berkarya demi bangsa tercinta “ not the song but the singer “. Semoga
hal ini menjadi landasan ideal bagi para pemuda untuk membersihkan bangsa ini
dari jeratan penguasa jahanam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar